Apakah yang dimaksud dengan Behavioral Safety? adalah aplikasi sistematis dari riset psikologi tentang perilaku manusia pada masalah keselamatan (safety) ditempat kerja.
Menurut Suizer (1999), para praktisi safety telah melupakan aspek utama dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu aspek behavioral para pekerja.
Hasil riset NSC (National Safety Council) menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, 10% karena unsafe condition dan 2% tidak diketahui penyebabnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh DuPont Company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96% disebabkan oleh unsafe behavior dan 4% disebabkan oleh unsafe condition.
Unsafe behavior merupakan type perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti bekerja tanpa menghiraukan keselamatan, melakukan pekerjaan tanpa ijin, menyingkirkan peralatan keselamatan, operasi pekerjaan pada kecepatan yang berbahaya, menggunakan peralatan tidak standar, bertindak kasar, kurang pengetahuan, cacat tubuh atau keadaan emosi yang terganggu.
Berdasarkan acuan bahwa unsafe behavior merupakan penyumbang terbesar dalam terjadinya kecelakaan kerja maka untuk mengurangi kecelakaan kerja dan untuk meningkatkan safety performance hanya bisa dicapai dengan usaha memfokuskan pada pengurangan unsafe behavior.
Mengapa Fokus pada Perilaku yang tidak aman?
Fokus pada perilaku yang tidak aman menyediakan indeks jauh lebih baik dari kinerja keselamatan yang sedang berlangsung dari tingkat kecelakaan kerja karena dua alasan: Pertama, kecelakaan kerja adalah hasil akhir dari serentetan unsafe behavior; Dan kedua, perilaku yang tidak aman dapat diukur dalam cara tertentu setiap hari. Tingkat kecelakaan cenderung digunakan sebagai ukuran hasil utama dari kinerja keselamatan hanya karena mereka sinyal bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem manajemen keamanan dan keselamatan kerja pada suatu perusahaan.
Para ekerja psering melakukan unsafe behavior terutama disebabkan oleh:
1. Merasa telah ahli dibidangnya dan belum pernah mengalami kecelakaan. Ia berpendapat bahwa bila selama ini bekerja dengan cara ini (unsafe) tidak terjadi apa-apa, mengapa harus berubah. Pernyataan tersebut mungkin benar namun tentu saja hal ini merupakan potensi besar untuk terjadinya kecelakaan kerja
2. Perilaku unsafe mendapat reinforcement yang besar dari lingkungan sehingga terus dilakukan dalam pekerjaan. Reinforcement yang didapat segera, pasti dan positif. Bird (dalam Muchinsky, 1987) berpendapat bahwa para pekerja sebenarnya ingin mengikuti kebutuhan akan keselamatan (safety needs) namun adanya need lain menimbukan konflik dalam dirinya. Hal ini membuat ia menomorduakan safety need dibandingkan banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah keinginan untuk menghemat waktu, menghemat usaha, merasa lebih nyaman, menarik perhatian, mendapat kebebasan dan mendapat penerimaan dari lingkungan.
Needs vs Safety
Safety vs saving time vs saving effort vs comfort vs getting attention vs independence vs group acceptance
Bagaimana Kita Hentikan Orang Berperilaku tidak aman?
1. Membuat Solusi rekayasa untuk keluar bahaya
2.Mengubah Sikap orang
3. Menghukum orang sampai mereka berperilaku aman
4. Memberikan Reward kepada orang untuk berperilaku aman
Pendekatan behaviour safety untuk mengurangi unsafe behaviour
1. Melibatkan Partisipasi Karyawan yang Bersangkutan
2. Memusatkan Perhatian pada Perilaku Unsafe secara Spesifik
3. Didasarkan pada Data Hasil Observasi
4. Proses Pembuatan Keputusan Berdasarkan Data
5. Melibatkan Intervensi secara sistimatis dan observasional
6. Menitikberatkan pada umpan balik terhadap perilaku kerja
7. Membutuhkan dukungan dari manager